12/03/2009

Pramugari Oh Pramugari

Beberapa bulan belakangan ini saya lumayan sering menggunakan fasilitas transportasi udara. Entah itu untuk keperluan keluarga atau kepentingan lain.  Naik pesawat sekarang bukanlah sesuatu yang hebat lagi. Tak seperti kenyataan hidup sepuluh atau dua puluh tahun kebelakang saat tiket pesawat merupakan sebuah barang mahal. Secara tidak langsung Adam Air yang merupakan salah satu maskapai penerbangan yang sekarang sudah tidak beroperasi memungkinkan hal ini terjadi. Dan untuk itu, jujur mau tidak mau saya harus berterima kasih.




pramugari

Dengan semakin bertambahnya jumlah maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia, maka kebutuhan akan personil-personil yang bertugas didalamnya juga ikut naik. Termasuk didalamnya tentu saja, para pamugari dan pramugara. Hal ini membuat semuanya menjadi tak begitu mengherankan jika sekarang semakin banyak saja sekolah-sekolah untuk calon-calon pramugari yang iklannya bisa nempel di badan bus kota atau sebagai banner yang menarik perhatian di website-website yang bertebaran di internet.


Pekerjaan yang cukup menjanjikan mungkin buat sebagian orang, meskipun resiko, beban pekerjaan dan tuntutannya lumayan berat. Dengan tubuh yang tinggi semampai dan penampilan yang aduhai tak jarang pekerjaan ini sering ditanggapi miring. Siapa sih yang tidak suka melihat perempuan cantik ? bohong besar kalau ada lelaki yang tidak tertarik kecuali memang dia dari kaum pencinta sejenis.  Dan pada kenyataannya memang kehadiran mereka di pesawat memberi sentuhan sendiri bagi para penumpangnya terutama kaum Adam. Pernah sekali saat saya naik salah satu pesawat salah satu maskapai, saya melihat seorang bapak-bapak memandangi seorang pramugari dengan tampang mesum. Untunglah si pramugari tak melihatnya. Jika tidak, saya tidak tahu apa yang bakal terkadi selanjutnya. Betapa menggodanya penampilan mereka  sampai-sampai majalah yang ada di pesawat khususnya halaman yang ada foto pramugarinya pada hilang semua, disobek dan dibawa pergi.


Satu hal yang saya sorot dari para pramugari-pramugari ini, saya yakin mereka ini pintar dan bersahaja. Tapi entah mengapa, saat berhadapan secara langsung denga penumpang kesannya seolah-olah begitu jutek. Ini  memang disengaja sebagai standard of procedure atau defensive act untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin pernah dialami, saya tidak tahu pasti. Dan satu hal lagi, they speak english well. Tapi terkadang kok kedengarannya aneh dan tidak jelas. Saat memeragakan cara penggunaan sabuk, jaket pelampung dan masker udara, terdengar  bahwa apa yang mereka ucapkan lebih merupakan sekedar hapalan. Seorang penumpang lain yang duduk disebelah saya yang kebetulan WNA bahkan sempat menanyakan pada temannya "Do you understand what she's saying ?" dan temannya cuma tersenyum dan menggelengkan kepala. Jujur saja, suara pramugari dalam bentuk rekaman yang diucapkan dengan tidak terburu- buru justru lebih jelas dan menyenangkan untuk didengar.


Yah, cuma sekedar kritik untuk pramugari oh pramugari.

0 komentar: