12/09/2009

Open Source ? Kenapa Tidak ?

Beberapa hari yang lalu surat dari atasannya atasan sampai ke tangan saya. Isinya kurang lebih meneruskan instruksi untuk menggunakan software legal terutama yang open source. Tujuannya yang paling utama adalah untuk mengurangi beban belanja kantor. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa maksimal pada akhir tahun 2011 semua komputer di semua instansi  wajib menggunakan software legal.


Bicara soal open source, pastinya akan berbicara soal Linux dan aplikasi-aplikasinya.  Saya pribadi mendukung dan tidak keberatan sama sekali dengan perintah ini. Meski demikian ada beberapa hal yang sedikit mengganjal. Orang Indonesia biasanya terlalu sensitif terhadap perubahan yang mendadak. Bagaimana tidak, anggaplah saat ini anda sudah didoktrin (meskipun secara tidak langsung) dari semenjak anda sekolah untuk menggunakan Windows dan aplikasi-aplikasinya terutama Ms.Office yang begitu vitalnya untuk perkantoran. Tiba-tiba anda diperintahkan untuk segera beralih ke Linux dengan platform yang berbeda sekali. Meskipun ada masa transisi untuk itu, saya yakin akan ditemui banyak kesulitan untuk melaksanakannya secara penuh.


Satu hal yang pasti, bagi mereka yang belum terbiasa atau bahkan belum pernah menggunakan sama sekali, akan membutuhkan waktu untuk belajar lagi dan menyesuaikan diri dengan Linux. Belajar, mungkin bukan masalah besar untuk pegawai yang usianya masih muda. Akan lain halnya dengan sebagian pegawai-pegawai senior (tua) yang sudah agak kesulitan untuk menerima hal-hal baru, apalagi ini tentang komputer, sesuatu yang menurut saya  bukan hal yang begitu penting lagi untuk dipelajari oleh mereka.


Beberapa bulan sebelumnya, komunitas pengguna linux justru telah mengganti Windows XP yang ada di kantor saya dengan Ubuntu 8.04 LTS. Namun apa yang terjadi ?. Pekerjaan kantor justru malah terganggu karena pegawai-pegawainya merasa kebingungan dengan sistem operasi baru mereka. Produktifitas kerja menadi terganggu secara keseluruhan. Tak lama kemudian dengan sangat terpaksa, semua hasil pekerjaan dari komunitas pengguna linux itu harus saya hapus. Untuk komputer yang space harddisknya masih mencukupi akhirnya diakali dengan menjadikannya dual boot linux dan Windows Xp.


Seandainya pemerintah memang benar-benar niat untuk menggalakkan penggunaan software open source bukankah sebaiknya  dilakukan dari sekolah-sekolah, mulai dari tingkat SLTP atau bahkan SD. Sehingga anak-anak didik sudah terlebih dahulu familiar dengan linux. Apabila dirasa kurang adil terhadap usaha dagang Microsoft, tak ada salahnya juga bila keduanya diajarkan disekolah-sekolah secara bergiliran dan biarkan mereka yang memilih.


Pada akhirnya saya rasa semua tergantung niat, asal dilakukan secara  bertahap dan tidak terburu-buru. Kedua sistem operasi tersebut berikut aplikasi-aplikasinya, yang open source atau closed sorce memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.


Saya teringat pada ucapan salah satu mantan wakil presiden RI yang berkata : "orang Indonesia itu tidak bisa dihimbau, orang Indonesia itu harus dipaksa". Untuk hal ini, saya rasa ucapan beliau ada benarnya.

2 comments:

  1. hiyya there!

    glad to know you're still alive. ahaha.
    actually I never really take care of my MP account too. If you didn't mention it I wouldn't remember that I'd removed my guestbook. It wasn't fans, too many people use that space for promoting things. It would be okay if they didn't use some awful gif animation..such a pain in the eye.

    Aaaaanyway, nice blog!
    and nice writing!
    reminds me to start learning Ubuntu that has been installed for more than a year in my computer..
    *guilty as charged..*

    ReplyDelete
  2. Well, that means we have left MP for long long long and long time. Aaaanyway, thanks for the compliment. Now I'm thinking to put a link to yours. And yes, you better start learning that stuff. Generally speaking, it's great unless you need something that isn't there yet.

    ReplyDelete