Siapa yang tak kenal Spiderman ? Kalau ada yang tak kenal Spiderman, mungkin karena dulu sekolah TK nya seangkatan sama Atok Dalang. Tentu saja, karena saya rasa nenek saya sekalipun akan bengong kalau saya tanya “Nenek tau Spiderman?”. Respon yang keluar paling-paling “Apa? Lagu Si Emen ?”. Anda tahu si Emen? Nggak perlu tahu karena nggak ada hubungannya sama sekali dengan Spiderman. Bahkan kalau Spiderman punya kucing, nggak bakalan diberi nama Emen.
Jadi, Spiderman itu sebenarnya punya nama asli, namanya Clark Kent. Itu sebelum anda protes dan koreksi menjadi Peter Parker. Ya, atur saja lah, asal anda senang. Selebihnya saya yakin anda lebih tahu. Dari pengalaman bertemu muka dengan Spiderman berkali-kali, entah itu di layar tancep, kadang di bioskop kadang di layar tv. Sebenarnya ada beberapa hal yang saya rasa agak janggal dengan super hero yang satu ini. Anda mungkin tidak pernah ambil pusing dan terus menonton sambil mungkin bilang ‘Wow!’ tanpa sadar di belakang anda ada yang langsung koprol mendengar kata itu.
Menurut saya , kostum si Spiderman itu terlalu ketat. Apalagi harus dipakai kemana-mana. Nggak bisa ngebayangin kalau waktu si Peter Parker ini mau berubah jadi Spiderman di dalam sebuah gang sempit, eh nggak taunya ada sekong di sebelahnya. Terus si sekong ngomong ‘Wow!’ sambil goyang itik. Si Peter harus bilang apa?. Mungkin biar enggak pake acara berantem paling dia cuma bilang ‘Eh Cyin, eike juga sekong, cap cuss cyiiin’, terus melambai sambil ngeluarin jaring. Belum lagi kalau pas bergelantungan tiba-tiba selangkangannya gatal. Kesempatan menggaruk mungkin hanya sepersekian detik. Tapi biasanya yang namanya gatal nggak selesai dengan sekali garukan. Asal anda tahu, itu sebabnya Spiderman juga kadang-kadang terpaksa harus ngetem nangkring di atas gedung. Biar agak keren, dibuat bergaya dengan berpose di tiang bendera, padahal tangannya nunggu jadwal ke selangkangan. Kalau tiba-tiba kebelet mau ke toilet, kebayang dong susahnya melepas celana seketat itu. Tapi jangan-jangan di dalamnya sudah ada alat penampung khusus untuk filterisasi.
Kemudian soal topeng. Apa dia bisa bernafas dengan topeng seketat itu?. Untunglah Peter Parker itu orang ras Kaukasian, orang bule yang terkenal punya hidung mancung yang dilengkapi dengan fasilitas lubang hidung yang super lebar. Apa yang terjadi kalau Spiderman punya hidung pesek?. Belum apa-apa pasti sudah semaput diam di tempat.Ya mungkin masih sempat buka topeng kalau tangannya sedang tidak sibuk menggaruk selangkangan.
Saya juga bingung akan satu hal. Dengan begitu seringnya Spiderman ini bergelantungan diantara gedung-gedung bertingkat, siapa yang mau repot menyingkirkan jarring-jaringnya yang menempel di dinding? Kota New York pasti punya divisi kebersihan khusus yang mengurusi hal itu. Kalau tidak, bisa jadi New York berubah seperti gudang yang penuh sarang laba-laba. Seandainya Spiderman ada di Indonesia, ceritanya pasti akan berbeda. Orang Indonesia terkenal kreatif, apalagi kalau sedang dalam keadaan terdesak. Saya yakin orang mau rebutan jaringnya Spiderman yang terkenal lebih kuat dari baja. Bisa dikumpulkan terus dipilin dan dijadikan tali pengikat kapal. Yang lebih kreatif tentu saja para pembuat jaring untuk satu pekerjaan baru di Indonesia. Pekerjaan itu bernama nelayan. Nelayan bukan sembarang nelayan karena yang ini bukan nelayan penjaring ikan, melainkan nelayan penjaring kapal selam. Ah, apapun itu, Spiderman tetap keren kok, selama dia masih pakai baju dan tidak ketemu sekong di gang sempit.
Sudah...sudah, jangan ditanggapi serius ya? Peace
0 komentar: