Gin (Prologue)

Namanya nick-nya gin, busyet... emang bener-bener nama yang tidak lazim. Niatnya sih pengen agak keren sedikit meskipun pada akhirnya justru kedengaran seperti jenis minuman beralkohol. Atau, itu tuh, "gin gin" bahasa gaul kreasinya dokter di jalan Janti untuk Antalgin. Obat yang pernah membuatnya panik karena membuat jantungnya disco nggak karuan lewat tengah malam.

Dalam bahasa Jepang artinya perak. Jiahh... entah punya obsesi pada logam jenis ini atau apalah ngga tau pasti. Perak ya perak, bukan emas dan harganya pasti jauh lebih murah jika dibandingkan dengan logam mulia berwarna kuning (bukan kuningan lho) yang bisa bikin orang saling bunuh itu.

Supaya lebih gampang anggaplah "gin" dan "perak" itu sekedar filosofinya untuk merendah, selalu jadi orang nomor dua walau terkadang menyebalkan (RALAT : bukan terkadang, tapi selamanya memang menyebalkan).

Dia bukan siapa-siapa bagi sebagian orang, terutama untuk mereka yang tidak mengenalnya dekat, apalagi yang tak mengenalnya sama sekali dan terutama kepada orang-orang yang tak berniat mengenalnya. Ah paling-paling dia cuma bilang "ga pa pa, yang rugi elu sendiri"(www.pede.com)

Orang ini punya kebiasaan aneh, salah satunya adalah suka mempertanyakan hal-hal yang ngga penting-penting banget buat dibahas. Memang tidak pernah diajukan secara verbal kehadapan orang lain, karena sejatinya dia memang lebih suka menggunakan logikanya sendiri yang  dikombinasikan dengan kesaktian sahabat dekatnya, siapa lagi kalau bukan Ki Joko Google. Siapa sih yang mau repot mencari jawaban untuk sebuah pertanyaan seperti : "siapa yang menciptakan tanda tanya ?". Kalau ada orang yang mau repot untuk menjawabnya,orang itu adalah dia sendiri.

and his story begins...

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share