10/02/2014

Review Sony KDL-32R300B

Sudah hampir sebulan saya menggunakan televisi Sony KDL 32R300B ini. Tepatnya mulai digunakan pada tanggal 6 September yang lalu. Niat awal sebenarnya adalah mencari seri KLV 32R402A yang ternyata sudah habis stoknya di toko yang saya datangi. Sebagai alternatif, saya ditawari KDL 32R300B ini karena seri KLV 32R402A ini akan digantikan dengan R300B. Meski demikian saya masih harus menunggu sekitar satu minggu hingga barangnya sampai di toko.
Secara sepintas, tampilan atau bentuk fisik dari R300B ini sangat mirip dengan R402. Sama-sama berukuran 32” dengan dimensi 73 cm x 43 cm. Namun dari sisi spesifikasi sudah jelas berbeda.
Di bawah ini adalah tampilan fisik dari KDL R300B.

Sony KDL-32R300B

KDL 32R300B sudah dilengkapi dengan decoder digital. Dengan demikian televisi ini dapat menerima sinyal Analog dan Digital. Meskipun di tempat saya tinggal televisi digital yang tersedia hanya TVRI, Metro TV dan MNC Group (RCTI, MNC TV dan Global TV) namun perbedaan dari kualitas gambar sangat terasa. Mengingat kondisi sekitar kost-kostan yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan tinggi yang menyebabkan penerimaan sinyal televisi analog sangat jelek. Saya hanya menggunakan antena tv biasa dengan tinggi penempatan di atas atap yang tak lebih dari 5 meter. Anda bisa membandingkan sendiri perbedaan kualitas gambar antara sinyal analog dan digital yang diterima oleh televisi Sony KDL R300B ini. Sekalipun gambar yang dihasilkan dari sinyal analog tidak bagus, namun jika dibandingkan dengan TV tuner yang saya gunakan perbedaannya akan terlihat jauh. Kualitas gambar sedikit diperbaiki oleh fitur Noise Reduction yang disediakan cukup membantu memperbaiki kualitas gambar dari sinyal analog yang diterima.



Sinyal Analog


Sinyal Digital


2 port USB, 2 HDMI dan beberapa Port standar televisi yang terpasang sudah cukup memadai untuk menggantikan fungsi notebook saya yang sering digunakan untuk memutar film dari Harddisk external. Hampir semua format video dan audio bisa dibaca oleh televisi ini, namun tidak termasuk format flv. Subtitle berfungsi dengan baik. Subtitle internal (include jadi satu dalam file video) dan subtitle eksternal (file terpisah) dapat dibaca. Namun secara visual subtitle internal akan ditampilkan dengan lebih baik karena di belakang tulisan tidak ada background hitam seperti jika menggunakan subtitle eksternal. Selain video, Photo dan audio, anda juga bisa mendengarkan siaran radio dari televisi ini. Secara umum televisi ini sudah bisa memenuhi semua kebutuhan hiburan saya dalam satu perangkat.

Saat menggunakan media USB, sebaiknya sudah mendukung minimal USB 2.0 sehingga proses read dari media bisa lebih cepat. Media USB akan terdeteksi begitu dipasang. Sebagai catatan, berdasarkan informasi di internet, kapasitas media maksimum yang bisa dibaca oleh televisi adalah 1 TB. Saat ini saya menggunakan HD WD Passport 500GB tanpa masalah.    
Dari bentuk fisik, satu hal yang terlihat jelas dari desain televisi ini adalah tidak adanya lubang ventilasi udara di bagian belakang televisi. Lubang ventilasi memang sengaja dihilangkan karena televisi ini lebih mengedepankan fitur proteksi sehingga melindungi perangkat internal televisi dari debu atau serangga kecil. Televisi ini juga diklaim memiliki perlindungan dari petir dan listrik yang tidak stabil.

Dengan konsumsi daya sebesar 40 watt, panas di panel belakang cenderung normal meski tidak ada lubang ventilasi. Televisi ini pernah saya nyalakan 48 jam non stop dan perangkat yang terasa cukup panas hanyalah harddisk eksternal yang disambungkan meskipun sedang tidak digunakan.  
Sebagai entry model menurut saya televisi ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hiburan di rumah, apalagi jika layanan internet di Indonesia cukup mumpuni untuk disandingkan dengan  Google Box.

Update:
- HDD External 1 TB dapat dibaca dengan lancar.
- Tidak support video dengan extensi flv. 
- Support format mkv, selama masih menggunakan codec lama.
- File video dengan bit rate besar (ukuran file bisa >10 GB) dapat diputar dengan lancar.
- Sebagian file avi kadang tidak bisa diputar.
- Format MP4 adalah format file video yang paling didukung (tidak pernah bermasalah).






4 comments:

  1. hai, mas. kebetulan saya berencana membeli televisi ini. ada beberapa hal yg ingin saya tanyakan:
    - apakah kualitas layar memadai, mengingat versi 32 inch blm full HD? dan apakah layarnya pny sudut pandang yg lebar?
    -klo kualitas speakernya gmn, mas? bagus atau nggak? spt kemungkinan cempreng bila volume besar / ngebass atau nggak?
    -hingga sekarang, adakah kendala yg dihadapi? puaskah dg produk ini?
    terima kasih :)

    ReplyDelete
  2. - Layar sudah cukuplah kalau cuma buat nonton film walaupun belum full HD tapi sudah support sampai resolusi 1920 x 1080. Pernah nyoba film FullHD dengan bitrate lumayan gede nggak masalah padahal di Smart TV milik temen malah ngadat. Tapi kalo coba putar file ukuran ultraHD, biasanya nggak kebuka atau kalaupun jalan gambarnya jadi kotak. Viewing angle maksudnya? belum 179 derajat tapi nggak masalah kok dilihat dari samping fine-fine aja, kan LED bukan LCD.
    -Speaker dibilang ngebass, agak ngebass jadi nggak cempreng (tapi ini menurut saya lho, siapa tahu standar kita beda :)).
    - Nggak ada masalah berarti, paling cuma harrdisk nggak kedetek karena kurang masuk colokannya. Tv saya cuma mati waktu saya kerja, selepasnya nyala terus sampe pagi. Kalo weekend bisa 24 jam nonstop.

    ReplyDelete
  3. Bang aku kurang paham maksud dekoder tadi gmana.. apa colokan buat antena ada 2? Trus selain antena biasa, colokan yang satunya lagi pemakaian nya gimana ya bang? Apa ada khusus antena digital? Kalau pasang tv kabel seperti big tv kan bisa melalui HDMI
    thks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dekoder cuma digunakan untuk tv yang belum bisa menangkap sinyal tv digital. Pada TV ini tidak perlu antena tambahan untuk bisa mendapatkan siaran tv digital.

      Delete