Apa kabar mobil Esemka yang digadang-gadang akan menjadi mobil nasional Indonesia. Semenjak Jokowi jadi Gubernur DKI, meminjam slogan iklan mobil jaman dulu "nyaris tak terdengar" kabar apapun terkait perkembangan atau progress dari mobil kreasi anak-anak SMK dari Solo tersebut. Tapi tunggu dulu, kali ini saya tidak akan bicara soal mobil Esemka secara khusus. Saya hanya akan melihat mobil dan hubungannya dengan Indonesia dan orang Indonesia dari sudut pandang orang tak punya pengetahuan khusus tentang mobil.
Satu hal yang saya pertanyakan, kenapa ngebet banget bikin mobil?. Kenapa tidak bikin sesuatu yang belum ada di dunia?. Transportasi akan jauh lebih menyenangkan dan hemat dari segi biaya dan waktu apabila para ahli dari negara kita ini bisa membuat pintu kemana saja milik Doraemon. Tak perlu repot, karena konsep ide dan desainnya sudah ada bahkan sebelum saya lahir. Tidak terlalu muluk bukan?, jika itu saja bisa direalisasikan saya yakin tak lama kemudian akan bermunculan barang-barang aneh lainnya. Bisa berupa sapu terbang dengan embel-embel RR dengan double disk brake dan liquid cooler atau celana dalam Superman yang dilengkapi dengan GPS dan koneksi internet unlimited gratis selama ada pulsa.
Namun apabila pemikiran tersebut terlalu sulit untuk dijadikan sebuah kenyataan, saya rasa sah-sah saja berkreasi dengan mobil selama ada hal baru yang disertakan di dalamnya. Jadi tak cuma sekedar alat transportasi semata seperti yang saat ini dikerjakan oleh kebanyakan produsen mobil. Kita sebagai bangsa yang kreatif seharusnya bisa menciptakan mobil yang tak hanya sekedar berfungsi sebagai mobil.
Sebagai contoh, mungkin bisa buat mobil dengan konsep musik.
Mobil dangdut misalnya, bentuk dan desain tidak berbeda dengan mobil pada umumnya. Yang membedakan hanya letak as (poros) roda yang berada di pinggir tidak di tengah dengan ukuran ban yang tidak sama satu dengan yang lainnya. Anda bisa bayangkan sendiri bagaimana asyiknya karaokean di dalam mobil yang dilengkapi dengan fitur "joget otomatis" seperti itu.
Jika anda bukan penggemar dangdut, anda boleh pilih mobil rock metal. Sama seperti mobil dangdut, tapi yang membedakan adalah roda depannya tidak bulat melainkan elips atau lonjong dengan ban belakang normal seperti ban mobil biasa. meski demikian jangan anda remehkan karena daya kuda yang diberikan setara dengan lamborghini Murciellago SV. Aksi headbanging akan semakin hidup jika anda memiliki mobil jenis ini karena fitur "auto banging dijamin benjol" sudah disertakan di semua seri yang dirilis di pasaran.
Terlepas dari mampu atau tidaknya, dan konsisten atau tidaknya dukungan dari pemerintah akan masalah mobil nasional Indonesia masih ada satu masalah lagi yang bisa menjadi ganjalan tersendiri bagi produksi mobil nasional di Indonesia. Branding akan jadi momok yang mengkhawatirkan apabila tidak dipilih dengan baik. Ferrari dan Lamborghini dinamai sesuai nama pembuatnya. Bisa anda bayangkan sendiri, bagaimana jika orang Indonesia yang membuat mobil keren dengan fitur-fitur yang sudah disebutkan diatas tadi ternyata punya nama Paijo atau Paimin. Sangat mengkhawatirkan apabila mobil keren tak laku dipasaran lokal hanya karena namanya. Kalau ada Lamborghini Diablo, Gallardo, Murcielago yang notabene adalah nama banteng, bagaimana dengan mobil Paijo atau Paimin?. Mungkinkan akan diberi nama Paijo Buaya atau Paimin Blekok?. Bagaimana pula kalau ada seri khusus lagi seperti Lamborgini Murcielago Superveloce ,mungkin akan ada mobil Paijo buaya darat atau mobil Paimin Blekok Merah (yang ini lebih mirip perguruan silat). Apapun itu, tak perlu anda pikirkan. Terima kasih karena sudah mau menyisihkan waktu anda yang tak berguna untuk membaca tulisan tak berguna.
Ucapan terima kasih khusus saya ucapkan kepada anda yang bernama Paijo atau Paimin, just kidding bro,paklek,pakdhe,mbah.
Untuk anda yang nyasar kesini gara-gara nyuruh bang Google nyari cerita tentang Esemka atau Jokowi, terima kasih juga deh. Semoga anda menikmati waktu anda di sini.
Woooooi Esemka apa kabar?